Manajemen
Produksi
1.
Orang pertama yang
memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The
Wealth of Nations(1776). Adam
Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja(division of
labor), yaitu:
- Bertambahnya kecakapan atau
ketrampilan seseorang apabila orang itumengerjakan
pekerjaan secara beruang ulang,
- Diperoleh penghematan waktu, karena sering
bergantinya pekerjaan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain,
- Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya
mengerjakan satu macam
pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan..
Pada masa ini kemudian terjadi perubahan
sistem produksi, dari sistem produksi
rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap.
Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan
perkembangan tenaga kerja.
Eli Whitney (1880)
dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat dibongkar
pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu. Ia
berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk
senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar
pasang.
Pada 1852, Charles
Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang terdapat kegiatan
yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On
the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi
diharapkan ekonomis sehingga tidak
terjadi pemborosan faktor produksi.
Disusul kemudian
oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode kerjadengan pembagian gerak dan waktu
secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat
tugas pokok manajemen, yaitu:
- Mengganti metode rule
of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan
metode ilmiah yang
disebut motions
study untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga
diperoleh hasil maksimum.
- Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan
terhadap buruh atau tenaga
kerja secara ilmiah serta menghilangkan
sifat individualis diantara para pekerja.
- Mengembangkan
semangat kerjasama yang
erat antara buruh, pegawai, dan manajer.
- Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara
buruh dan majikan, sehingga
jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.
Tahun 1913, Henry
Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen yang
distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan
industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini
produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles
Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini
produksi di pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil
tersebut.
Pengendalian mutu
juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter
shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan
pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan
pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan manajemen operasi
dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri. Pada masa ini,
terjadi perkembangan-perkembangan yang
mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan
arti pentingnya ramalan permintaan,peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai
dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan
produksi berpandangan pada:
- Mencari pasar
yang strategis
- Mengembangkan
fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi
- Mempromosikan
hasil-hasil produksi.
Pada sesudah dan
teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasimengarah ke penggunaan Scientific
Management, ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical
Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembanganWork Sampling oleh DHC Tippet, tahun
1934, yang menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas
kelambatan proses produksi, waktu kerja, yang dikenal denganstandard of
delays.
W. Edwards Deming
(1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat lebih
banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih
baik. Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari
ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science.
Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah
berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Setelah Perang Dunia
II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat,ditandai dengan ditemukannya
metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam
analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi seperti Computer
Aided Design, dan Computer
Models for Operating Management.
Kontribusi
terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang
didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang
dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika,
internet, dan e-commercememberikan sumbangan dalam peningkatan
produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada
masyarakat.
2. Manajemen produksi
adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni
1. Merancang system produksi
2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses produksi meliputi :
1. Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
2. Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Ruang lingkup manajemen produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni
1. Merancang system produksi
2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses produksi meliputi :
1. Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
2. Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Ruang lingkup manajemen produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi
3.
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada
suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang
sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang
atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja
perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa
anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu
difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian
dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk
kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan
bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah
berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun
bahan pembantu dan metode.
4.
Pengertian
Produksi dari situs Wikipedia, Produksi merupakan suatu
kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan
benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan
menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi
jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat
dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Hal senada juga dikemukakan dari situs organisasi.org, bahwa Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijet yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Hal senada juga dikemukakan dari situs organisasi.org, bahwa Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijet yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.
5. Peroses Peroduksi
Proses diartikan sebagai
suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga
kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil.
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau
jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan
sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan.
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan
jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun
teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor
produksi yang ada.
Melihat
kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin,
bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
6.
Pengambilan
Keputusan Dalam Menejemen Produksi
Disini pengambilan keputusan berkaitan erat dengan jangka
waktu perencanaan. Perencanaan dalam keberadaannya dipecah menjadi perencanaan
jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang
berhubungan dengan hal strategis sehingga pengambilan keputusannya merupakan
tanggung jawab pimpinan puncak. Perencanaan jangka panjang mencakup penyusunan
kebijakan seperti lokasi fasilitas dan pengembangannya, penentuan kapasitas,
pengembangan produk baru, penelitian dan pengembangannya, dan investasi. Selain
perencanaan jangka panjang ada perencanaan jangka menengah. Perencanaan
tersebut, dimulai setelah perencaan jangka panjang dan berhorizon waktu sekitar
3 sampai dengan 24 bulan. Perencanaan jangka menengah merupakan tugas manajer
operasi yang akan membuat keputusan taktis seperti perencanaan penjualan,
anggran produksi, tenaga kerja, dan tingkat persediaan. Berbeda dengan
perencanaan jangka menengah, perencanaan jangka pendek berhorizon waktu tidak
lebih dari 3 bulan. Perencaan ini, tanggung jawab personel operasi yang bekerja
dengan supervisor untuk menjabarkan perencanaan di atasnya dimana keputusannya
mencakup penugasan kerja, penjadwalan, pembebanan, dan pengiriman. Sebenarnya
pengambilan keputusan selalu ada dalam setiap tahapan operasi perusahaan. Jadi
dimana ada operasi perusahaan disitu ada pengambilan keputusan.
6. Ruang lingkup manajemen
produksi
Pelaksanaan kegiatan sistem operasi yang produktif dapat dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik, sebagai berikut :
a.Efisien
b. Efektifitas
c. Kualitas
d. Tingkat kendala dalam penyediaan output
e. Fleksibilitas
karakteristik Proses trasnfomasi diatas terefleksi dalam
kegiatan manajerial dalam melaksanakan proses trasnformasi, yaitu meliputi :
- perencanaan output.
(penyeleksian, pendesainan, produk atau jasa yang ditawarkan kekonsumen.)
- perencanaan kapasitas (penentuan
kapan dan berapa banyak fasilitas, peralatan/mesin, tenaga kerja yang
ada)
- penentuan lokasi (memusatkan dimana lokasi produksi,
penyimpanan/gudang, dan fasilitas lainnya)
- desain proses transformasi (penentuan aspek trasnformasi dalam
kegiatan produksi)
- tata ruang/layout fasilitas
(menentukan aliran proses yang tepat dan layout peralatan/mesin agar
fasilitas dapat bekerja secara efisien dan efektif dalam mengakomodasi
kegiatan transformasi)
- desain kerja (menentukan cara
terbaik menggunakan tenaga kerja dalam proses, termasuk study gerakan, layout
tempat kerja, dan kondisi lingkungan kerja)
- perencanaan agregat (menyangkut
antisipasi kebutuhan tenaga kerja, bahan baku dan penolong, dan fasilitas
tahunan, bulanan, dan mingguan)
- manajemen persediaan (memutuskan
berapa banyak bahan baku , pekerjaan dalam proses, dan jumlah barang akhir)
- manajemen proyek (mempelajari
bagaimana merencanakan dan mengendakikan kegiatan proyek agar sesuai dengan
kinerja yang diharapkan, jadwal dan spesifikasi biaya)
- perencanaan kebutuhan bahan
(menentukan kapan memesan dan menghasilkan bahan dan bagaimana memenuhi jadwal
pengiriman)
- penjadwalan menentukan kapan
masing – masing kegiatan atau tugas dalam proses transformasi dikerjakan, dan
kapan seharusnya input masuk.
- pengendalian kualitas (menentukan bagaimana standar kualitas
dikembangkan dan dipelihara)
- reliabilitas dan pemeliharaan
(menentukan bagaimana kinerja yang sesuai dari output dan proses transformasi
sendiri yang harus dipelihara)
Penentuan lokasi pabrik
Secara umum faktor –faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan, yaitu :
1. Lingkungan
masyarakat
2. Letak
pasar
3. Letak
sumber tenagakerja
4. Kedekatan
dengan bahan mentah dan pensuplai.
5. Tersedianya
fasilitas trasnportasi
6. Sumber
daya – sumber daya alam lainnya.
Faktor lainnya yang harus diperhatikan :
- harga tanah, perataturan – peraturan tenaga kerja, lokasi
pabrik – pabrik, dan gudang – gudang pesaing, tingkat pajak, kebutuhan utnuk
ekspansi cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan
tentang lingkungan hidup.
Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan merupakan
fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak
perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar.
Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang
menunjukan segala sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan
pengendalian yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan
persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.
Manfaat persediaan :
Transit inventory (bahan perlu
dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dan transportasi memerlukan waktu)
Buffer inventory (untuk mengatasi
ketidakpastiaan penawaran dan permintaan)
Anticipation inventory
(mengantisipasi kebutuhan dimasa mendatang)
Decopling inventory (memecah
rangkaian proses menjadi bagian – bagian yang bebas)
Cycle inventory (akibat dari
pemesanan maupun proses yang bekerja secara batch atau lost)
Metode Manajemen Persediaan (EOQ)
: nama yang diguanakan untuk barang – barang yang dibeli,
sedangkan ELS digunakan untuk barang – barang yang diproduksi secara internal.
Pengawasan
kualitas
Pengawasan kualitas statistikal adalah sangat membantu dalam hal
ini, karena dilaksanakan tepat pada saat operasi dan membantu untuk mencegah
produksi satuan – satuan rusak berkelanjutan.
Pengawasan kualitas meliputi :
1. Pengujian
dan inspeksi
2. Pemeriksaan
barang – barang yang dibeli
3. Pemeriksaan
barang dalam proses
4. Kapan
melakukan inspeksi
5. Dimana
melakukan inspeksi
Quality
Control Cycle
QCC adalah suatu teknik pengawasan kualitas dimana karyawan dan
pimpinan bersama – sama berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas hasil
produksi.
Tujuan QCC :
-
Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
-
Menciptakan kemampuan memecahkan masalah
-
Meningkatkan motivasi karyawan
-
Mengilhami kerja tim yang baik
-
Mendorong keterlibatan dalam tugas
-
Menimbulkan sikap “mencegah masalah”
-
Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan diantara manajer dengan
karyawan
-
Mengembangkan kesadaran atau keamanan yang tinggi
-
Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan
-
Mendorong penghematan biaya.
Alasan mengapa kualitas yang ditekankan adalah bahwa tingkat
kualitas yang tinggi akan menyenangkan langganan dan mendorong kemajuan bisnis
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya
faktor :
- Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi:
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya
menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan
pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
- Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan
perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan
tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
- Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
- Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah,
hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan
memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai
berikut :
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja dengan metode baru
4. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
2. Pengertian Manajemen Produksi
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja dengan metode baru
4. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
2. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang
lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya.
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1004:ruang-lingkup-manajemen-produksi-dan-operasi&catid=65:manajemen-operasional&Itemid=66
8. Pengertian Lokasi dan Layout Pabrik
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus
dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen, mendapatkan
bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah, serta
memungkinkan diadakannya perluasan usaha. Kesalahan dalam pemilihan
lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan tenaga
kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku yang
cukup, dan sebagainya.
Perencanaan layout merupakan salah
satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu sistem produksi yang efektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada
dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan
jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya
produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout terdiri
dari process layout, product layout, dan fixed
position layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.
Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT,
COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi
perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan
utama. Faktor utama, yaitu letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah
transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga
listrik. Sedangkan faktor bukan utama, seperti rencana masa depan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas
pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap
masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
Penentuan Lokasi Pabrik Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik
didasarkan pada beberapa macam alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi
pabrik terdiri dari pengumpulan data, menganalisa data yang masuk, menentukan
urutan alternatif lokasi yang dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang
dipilih. Penentuan metode pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada faktor
rating, analisa ekonomis, dan analisa volume biaya.
Desain Fasilitas Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan
baik, karena fasilitas produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja
dengan tenang, sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang
jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan
kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan
operasi, luas gudang, penanganan produk, serta semua peralatan produksi).
Perencanaan layout perusahaan selalu diperlukan karena adanya
perubahan desain produk, adanya produk baru, adanya perubahan volume
permintaan, dan sebagainya. Klasifikasi perencanaan layoutterdiri dari,
perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya penambahan
fasilitas produksi, merubah susunan layout dan pembangunan
pabrik baru.
Penentuan Layout Pabrik Sebagaimana diketahui bahwa layout yang
dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap
tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik
harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik
dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya,
Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen
produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi
mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout.
Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga Teknik kesimbangan kapasitas.
Sumber :
http://konsultanmuda.wordpress.com/2010/12/04/pengertian-lokasi-dan-layout-pabrik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar