Selasa, 13 November 2012

Manajemen Produksi

Manajemen Produksi

1.   Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations(1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja(division of labor), yaitu: 
  • Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itumengerjakan pekerjaan secara beruang ulang, 
  • Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain, 
  • Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan..

Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan perkembangan tenaga kerja.

Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu.  Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.

Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi diharapkan ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.

Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode kerjadengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu: 
  • Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan    metode    ilmiah    yang    disebut    motions    study    untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum. 
  • Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh atau tenaga  kerja  secara  ilmiah  serta  menghilangkan sifat  individualis diantara para pekerja. 
  • Mengembangkan   semangat   kerjasama   yang   erat   antara   buruh, pegawai, dan manajer. 
  • Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan, sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.

Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak.  Carles Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.

Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi.   Walter shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan manajemen operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri.  Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan,peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.

Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
  • Mencari pasar yang strategis 
  • Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi 
  • Mempromosikan hasil-hasil produksi.
Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasimengarah ke penggunaan Scientific Management, ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembanganWork Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja, yang dikenal denganstandard of delays.

W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik.  Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science.  Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas.

Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat,ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi seperti Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.

Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi.  Ilmu informatika, internet, dan e-commercememberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat. 

2.     Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni
1. Merancang system produksi
2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses produksi meliputi :
1. Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
2. Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Ruang lingkup manajemen produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi



3.       Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu dan metode.

 
4.   Pengertian Produksi dari situs Wikipedia, Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. 

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

Hal senada juga dikemukakan dari situs organisasi.org, bahwa Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijet yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.

5.     Peroses Peroduksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

6.   Pengambilan Keputusan Dalam Menejemen Produksi
Disini pengambilan keputusan berkaitan erat dengan jangka waktu perencanaan. Perencanaan dalam keberadaannya dipecah menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang berhubungan dengan hal strategis sehingga pengambilan keputusannya merupakan tanggung jawab pimpinan puncak. Perencanaan jangka panjang mencakup penyusunan kebijakan seperti lokasi fasilitas dan pengembangannya, penentuan kapasitas, pengembangan produk baru, penelitian dan pengembangannya, dan investasi. Selain perencanaan jangka panjang ada perencanaan jangka menengah. Perencanaan tersebut, dimulai setelah perencaan jangka panjang dan berhorizon waktu sekitar 3 sampai dengan 24 bulan. Perencanaan jangka menengah merupakan tugas manajer operasi yang akan membuat keputusan taktis seperti perencanaan penjualan, anggran produksi, tenaga kerja, dan tingkat persediaan. Berbeda dengan perencanaan jangka menengah, perencanaan jangka pendek berhorizon waktu tidak lebih dari 3 bulan. Perencaan ini, tanggung jawab personel operasi yang bekerja dengan supervisor untuk menjabarkan perencanaan di atasnya dimana keputusannya mencakup penugasan kerja, penjadwalan, pembebanan, dan pengiriman. Sebenarnya pengambilan keputusan selalu ada dalam setiap tahapan operasi perusahaan. Jadi dimana ada operasi perusahaan disitu ada pengambilan keputusan.

 

6.   Ruang lingkup manajemen produksi

Pelaksanaan kegiatan sistem operasi yang produktif dapat dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik, sebagai berikut :
a.Efisien
b. Efektifitas
c. Kualitas
d. Tingkat kendala dalam penyediaan output
e. Fleksibilitas

karakteristik Proses trasnfomasi diatas terefleksi dalam kegiatan manajerial dalam melaksanakan proses trasnformasi, yaitu meliputi :
- perencanaan output. (penyeleksian, pendesainan, produk atau jasa yang ditawarkan kekonsumen.)
- perencanaan kapasitas (penentuan kapan dan berapa banyak fasilitas, peralatan/mesin, tenaga kerja  yang ada)
- penentuan lokasi (memusatkan dimana lokasi produksi, penyimpanan/gudang, dan fasilitas lainnya)
- desain proses transformasi (penentuan aspek trasnformasi dalam kegiatan produksi)
- tata ruang/layout fasilitas (menentukan aliran proses yang tepat dan layout peralatan/mesin agar  fasilitas dapat bekerja secara efisien dan efektif dalam mengakomodasi kegiatan transformasi)
- desain kerja (menentukan cara terbaik menggunakan tenaga kerja dalam proses, termasuk study gerakan, layout tempat kerja, dan kondisi lingkungan kerja)
- perencanaan agregat (menyangkut antisipasi kebutuhan tenaga kerja, bahan baku dan penolong, dan fasilitas tahunan, bulanan, dan mingguan)
- manajemen persediaan (memutuskan berapa banyak bahan baku , pekerjaan dalam proses, dan jumlah barang akhir)
- manajemen proyek (mempelajari bagaimana merencanakan dan mengendakikan kegiatan proyek agar sesuai dengan kinerja yang diharapkan, jadwal dan spesifikasi biaya)
- perencanaan kebutuhan bahan (menentukan kapan memesan dan menghasilkan bahan dan bagaimana memenuhi jadwal pengiriman)
- penjadwalan menentukan kapan masing – masing kegiatan atau tugas dalam proses transformasi dikerjakan, dan kapan seharusnya input masuk.
- pengendalian kualitas (menentukan bagaimana standar kualitas dikembangkan dan dipelihara)
- reliabilitas dan pemeliharaan (menentukan bagaimana kinerja yang sesuai dari output dan proses transformasi sendiri yang harus dipelihara)



Penentuan lokasi pabrik

Secara umum faktor –faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan, yaitu :
1.   Lingkungan masyarakat
2.   Letak pasar
3.   Letak sumber tenagakerja
4.   Kedekatan dengan bahan mentah dan pensuplai.
5.   Tersedianya fasilitas trasnportasi
6.   Sumber daya – sumber daya alam lainnya.
Faktor lainnya yang harus diperhatikan :
- harga tanah, perataturan – peraturan tenaga kerja, lokasi pabrik – pabrik, dan gudang – gudang pesaing, tingkat pajak, kebutuhan utnuk ekspansi cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.

Pengendalian persediaan

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar.
Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.
Manfaat persediaan :
Transit inventory (bahan perlu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dan transportasi memerlukan waktu)
Buffer inventory (untuk mengatasi ketidakpastiaan penawaran dan permintaan)
Anticipation inventory (mengantisipasi kebutuhan dimasa mendatang)
Decopling inventory (memecah rangkaian proses menjadi bagian – bagian yang bebas)
Cycle inventory (akibat dari pemesanan maupun proses yang bekerja secara batch atau lost)
Metode Manajemen Persediaan (EOQ)
: nama yang diguanakan untuk barang – barang yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang – barang yang diproduksi secara internal.


Pengawasan kualitas

Pengawasan kualitas statistikal adalah sangat membantu dalam hal ini, karena dilaksanakan tepat pada saat operasi dan membantu untuk mencegah produksi satuan – satuan rusak berkelanjutan.
Pengawasan kualitas meliputi :
1.   Pengujian dan inspeksi
2.   Pemeriksaan barang – barang yang dibeli
3.   Pemeriksaan barang dalam proses
4.   Kapan melakukan inspeksi
5.   Dimana melakukan inspeksi

Quality Control Cycle

QCC adalah suatu teknik pengawasan kualitas dimana karyawan dan pimpinan bersama – sama berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas hasil produksi.
Tujuan QCC :
-          Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
-          Menciptakan kemampuan memecahkan masalah
-          Meningkatkan motivasi karyawan
-          Mengilhami kerja tim yang baik
-          Mendorong keterlibatan dalam tugas
-          Menimbulkan sikap “mencegah masalah”
-          Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan diantara manajer dengan karyawan
-          Mengembangkan kesadaran atau keamanan yang tinggi
-          Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan
-          Mendorong penghematan biaya.
Alasan mengapa kualitas yang ditekankan adalah bahwa tingkat kualitas yang tinggi akan menyenangkan langganan dan mendorong kemajuan bisnis

7. Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya faktor :
  • Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi:
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
  • Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
  • Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
  • Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja dengan metode baru
4. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
2. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1004:ruang-lingkup-manajemen-produksi-dan-operasi&catid=65:manajemen-operasional&Itemid=66

8. Pengertian Lokasi dan Layout Pabrik

Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah, serta memungkinkan diadakannya perluasan usaha.  Kesalahan dalam pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku yang cukup, dan sebagainya.
Perencanaan layout merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan jenis layout terdiri dari process layoutproduct layout, dan fixed position layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.  Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT, COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor utama, yaitu letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan faktor bukan utama, seperti rencana masa depan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
Penentuan Lokasi Pabrik Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa volume biaya.
Desain Fasilitas Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan operasi, luas gudang, penanganan produk, serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout perusahaan selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya produk baru, adanya perubahan volume permintaan, dan sebagainya. Klasifikasi perencanaan layoutterdiri dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya penambahan fasilitas produksi, merubah susunan layout dan pembangunan pabrik baru.
Penentuan Layout Pabrik Sebagaimana diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya, Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga Teknik kesimbangan kapasitas.
Sumber :

http://konsultanmuda.wordpress.com/2010/12/04/pengertian-lokasi-dan-layout-pabrik/







Tidak ada komentar:

Posting Komentar