Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
1. Jenis-jenis Silogisme
2. Berdasarkan bentuknya,
silogisme terdiri dari;
3. Silogisme Kategorial
4. Silogisme kategorial
adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan
air. (Premis Mayor)
Akasia adalah
tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia membutuhkan
air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan
harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan
menyehatkan (mayor).
Sebagian makanan tidak
menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan
tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya
harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak
disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi
(minor).
∴ Sebagian pejabat tidak
disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil
kesimpulan.
Contoh:
Bambang adalah politikus
(premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan.
Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan
kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah
diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang
menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah
satu premisnya positif.
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak mempunyai
kesimpulan
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak
akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini
berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term
redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya
akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah
binatang.(premis 1)
∴ Kambing bukan
binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif
sedangkan pada premis 1 bersifat positif
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor
maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di
langit.(mayor)
∴ Januari bersinar
dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat,
dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
Kucing adalah
binatang.(premis 1)
Domba adalah
binatang.(premis 2)
Beringin adalah
tumbuhan.(premis3)
Sawo adalah
tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan
kesimpulannya
Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa
proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada
4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang
premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika
hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang
hujan.(minor)
∴ Saya naik becak
(konklusi).
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan,
bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun
(konklusi)
Silogisme hipotetik yang
premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika
politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan
timbul.
Silogisme hipotetik yang
premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke
jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari
silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik.
Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya
merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan
konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana maka B
juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana
maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A
terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak terlaksana
maka A tidak terlaksana.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis
minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak
alternatif yang lain.
Contoh:
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak
berada di Bogor.
Entimen
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa
Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis
sylogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah,
tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian
dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah
"enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang
tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. Menurut Aristoteles yang ditulis dalam
Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk
pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik
bertujuan untuk pada demonstrasi
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
Dia menerima hadiah
pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan
sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya
merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang
mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah
secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disyungtif dalam
arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya
mempunyai alternatif kontradiktif.
Contoh:
Heri
jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata
Heri berbohong.(premis2)
∴ Ia tidak jujur
(konklusi).
Silogisme disjungtif
dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya
mempunyai alternatif bukan kontradiktif.
Contoh:
Ternyata
tidak di rumah.(premis2)
∴ Hasan di pasar
(konklusi).
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur
penyimpulannya valid.
Contoh:
Hasan
berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata
Hasan berbaju putih.
∴ Hasan bukan tidak
berbaju putih.
Silogisme disjungtif
dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
Bila premis minor
mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
Budi
menjadi guru atau pelaut.
Budi
adalah guru.
∴ Maka Budi bukan pelaContoh:
Ternyata
tidak lari ke Yogyakarta
∴ Dia lari ke Solo?
Hukum-hukum Silogisme
Katagorial
1) Apabila
salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh; Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak
menyehatkan (minor). Maka; Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
2) Apabila
salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh; Semua korusi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korusi (minor).
Maka; Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
3) Apabila
kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh;
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
4) Apabila
kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini
dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya.
Kesimpul dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh; kerbau bukan
bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kesimpulannya?
Tidak ada.
5) Apabila
term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil
kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin.
Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata. Term-predikat
dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya.
Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh;
1. kerbau adalah
binatang (premis 1).
2. Kambing bukan
kerbau (premis 2).
Maka; kambing bukan
binatang ? Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis
1 bersifat positif.
Term penengah harus
bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah
bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
contoh;
1. Bulan itu bersinar
di langit (mayor).
2. Januari adalah
bulan (minor).
Maka; januari bersinar
dilangit?
Silogisme harus
terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan
konklsinya. Contoh;
a. kucing adalah
binatang (premis1).
b. Domba adalah
binatang (premis 2).
c. Beringin adalah
tumbuahan (premis3).
d. Sawo adalah
tumbuhan (premis4).
Contoh Kalimat
Silogisme Kategorial
A. Semua Mahasiswa
adalah lulusan SLTA Nanni adalah mahasiswa Jadi Nanni lulusan SLTA
B. Tidak ada Manusia
yang kekal Mahasiswa adalah Manusia Jadi Mahasiswa tidak kekal
C. Semua Manusia
berpikir Semua Rusa bukan Manusia
D. Tidak seekor Ikan
pun ayam Semua Ikan berenang Jadi tidak seekor Ayam pun berenang
E. Semua Karyawan PT.Makmur masuk kerja
Ratna adalah Karyawan PT.Makmur
Jadi Ratna harus masuk kerja
F. Manusia selalu
bersifat ingin tahu Mahasiwa adalah Manusia
G. Semua Vegetarian hanya makan sayur
Indah hanya makan sayur Jadi Indah adalah Vegetarian
H. Beberapa Hewan berkembang biak dengan
bertelur Tidak seorang pun Manusia adalah Hewan
SUMBER